Wednesday, September 21, 2016

Lost In Jakarta Part 2 (Monas)


Sebelum kalian mempaca part 2 ini, ada baiknya untuk membaca part 1, agar lebih paham terhadap cerita. Lebih afdol. Mendadak Backpacker: Lost In Jakarta Part 1

..............................................................................................................................


Menyebrang, terbawa, terhempas oleh air laut, sepanjang perjalanan di atas kapal tongkang, gue hanya menatap langit, perlahan menghitam, mendung. Perjalanan di atas kapal sekitar 4 jam dan selama 4 jam itu gue tidur di ruangan khusus supir, karena di luar gerimis. Dingin, membeku.

Kapal akhirnya sampai di pelabuhan merak, pelabuhan ini juga khusus untuk mobil bermuatan, di sekitar pelabuhan tersaji pemandangan container-container. Kita stop di sini untuk bermalam. Bermesraan dengan kopi di malam seperti ini sangat enak, lu nggak akan pernah bisa nikmatin rasa kopi yang benar-benar membuat semangat seketika keluar.

Thursday, September 15, 2016

MENDADAK BACKPACKER : Lost in Jakarta Part I (Menara Siger)



Kenyataan bahwa ini liburan yang memaksakan, sudah tersebar luas, karena backpacker amatir akan nekat pada waktunya. Faktanya perjalanan ini bertujuan untuk bertemu rekan bisnis di Jakarta, tepatnya di daerah Poris Indah, Tanggerang.  Tapi, semuanya berubah semenjak Mukidi menyerang. Kami (Gue dan Rian) memaksa liburan meski uang pas-pasan. Sambil menyelam, minum susu.  Kami dari Jambi akan menemui anda di Jakarta.

Mata gue masih penuh dengan belek, rambut gue acak-acakan, mirip Andika Kangen Band, gue dipaksa untuk bangun, bersiap menuju jakarta. Ini masih jam 06:00 pagi dan gue dipaksa buat mandi pagi, oh no, shit. Mau nggak mau gue terpaksa mandi, yang berujung sehabis mandi, gue malah keliatan kayak kucing kecebur air. Mengigil culun.

Setelah selesai pakai baju, lanjut cek tas dan segala barang bawaan,  semuanya lengkap. Baju, handuk, sabun, sikat gigi, garam, micin, bawang merah, cabe. Salah coeg, itu bumbu punya emak. Sarapan jangan lupa, demi kestabilan badan.

“Tahunya 6, ayamnya 4, bungkus nasinya 2.” Cukup nggak segitu buat makan dijalan ? Emak rian nanya ke kita bedua.

“Itu buat apaan mak?” Gue bingung

“Ya buat makan dijalan, bontot.”

“Ini ada kripik juga, lasegarnya ada 6, air minum sebotol penuh.” Emak rian terus menimpali.

Tuesday, September 6, 2016

Kampret Moment



Pagi itu gue bersemangat kuliah. Sebelum berangkat, gue sempatkan untuk sarapan, nggak biasa-biasanya gue sarapan di pagi seperti ini. 

       Gue berangkat setengah 7 dari rumah, nganterin adik ke sekolahnya, lalu bergegas menuju kampus, selama perjalanan gue menikmati dan tak ada hal aneh yang terjadi.

35 menit kemudian, gue sudah berada di parkiran kampus, bareng anak-anak yang lain. Disitu seketika perut gue terasa mules, tapi nggak terlalu gue peduliin, karna belum perut gue belum memberontak untuk segera bertemu toilet, gue mencoba biasa aja.

Lama kelamaan mules menjadi lebih terasa, namun, tetap saja gue bersikap seolah tidak ada apa-apa, hingga kelas di mulai dan semua anak-anak pada masuk, termasuk gue.

 Dosen yang satu ini, termasuk dosen yang disiplin dalam mengajar, punya aturan-aturan yang harus dipatuhi.