..................................................................................................................................................
Semua orang pasti pernah ngerasain tanggal tua, deretan tanggal yang niscaya mampu membuat orang hilang ketika ditagih hutang. Lebih enak yang muda, tanggal muda, kelapa muda, istri muda, asoy. Bicara tentang tanggal tua, banyak orang yang rela mempercepat umur tanggalnya demi sang pacar.
Cewek : "Yang, kita nonton bioskop yuk?"
"Sayang, kemarin aku tuh, jalan ke mall, liat tas lucu gitu"
Cowok : "Tanggal aku lagi tua yang"
Cewek ; "Jadi kamu nggak mau nurutin permintaan aku, dasar cowok, sama aja, nyebelin nyebelin. Kamu itu sama aja kaya mantan-mantan aku"
Cowok : Bunuh aku yang, bunuh, *jedotin kepala 200x.
Oke, please welcome cerita tanggal tua gue yang sebenarnya. Enjoy reading.
“Bbreem, bremmmm.”
Motor yang gue kendarai berhenti
di parkiran biasa, tempat anak-anak pada kumpul. Pagi itu gue sangat
bersemangat, karena kemarin baru dapat uang kiriman.
“Makan apa kita hari ini bro ?” tanya gue ke Junet seraya
melepaskan helm.
“Kayanya habis dapet kiriman nih, pake nanya segala mau
makan apa” jawab Junet.
Junet adalah temen kampus gue,
dia temen yang nge-klop sama pemikiran gue. Gayanya nggak berubah semenjak
semester pertama, rambut panjang ala boy band korea, lepek tak tertahan,
wajahnya mirip Kim Bum lagi sunat. Pagi itu berjalan seperti biasa. Saat jam
kosong ,tak tanggung, gue memesan makanan dengan embel embel panjang. Nasi
goreng mie telor ayam penyet sambalado, terasa pedas terasa panas. minumnya es
melon, yang menjadi andalan jikala lagi banyak uang. Hari ini perut kenyang,
hati senang. Tak terasa seminggu berlalu, dengan kebiasaan makan yang terus sama membuat kantong gue bolong dan kini harus berusaha untuk irit. Title nasi goreng gue pun hilang.
kira-kira gini ilustrasinya. soalnya gue lupa mau foto yang asli.
“Makan sambalado lagi nggak?” Junet Bertanya
“Alamak oi, ujung ujung nya bikin sakit burit, eh. Gue nggak
punya uang bro”
“Haha, gue juga. Ngeledek lu aja, biasanya makan enak mulu.”
“Janc*****kk.”
“Hahaha. Anak-anak
pada ngajak main kartu, gimana ? Itung itung nambah uang makan, kalo menang.”
Mata gue melirik keatas “mmmm, boleh juga.” Gue bersemangat.
Seperti menjadi agenda membunuh
waktu, kami selalu bermain jika ada jam kosong, atau sepulang kuliah untuk
mempertaruhkan sebagian ataupun semua uang. Gue biasanya menang untuk urusan
ini, mau awal bulan saat lagi banyak uang, gue tetep menang. Sampai gue
kewalahan menghabiskan uang kemenangan.
Permainan dimulai. Ronde pertama bukan menjadi
bagian gue, namun tetap pada strategi, tenang, santai dan fokus. Hari itu gue
ngerasa beda, kami bermain di kantin belakang, tempatnya terlalu sempit, gue nggak
nyaman membuka kartu, kegelisahan timbul. Modal yang dikeluarkan sudah teralu
banyak, namun pemasukan belum ada. Otak gue mulai nge-blank, fikiran melayang
ke masalah perut.
“kalo gue kalah, mau makan apa besok?” Gumam gue dalam hati.
Setelah beberapa ronde akhirnya
kondisi kartu mulai membaik dan bisa diprediksi, kalo gue bakalan menang.
Binggo, uang masuk untuk pertama kali. Selanjutnya gue mengalami kekalahan,
uang gue tinggal 15.000 ribu. Dalam hati gue memutuskan untuk berhenti bermain.
Untungnya ini ronde terakhir, karena yang lain pada ngajakin pulang. Tak
disangka, kalah lagi. mungkin ini emang bukan hari gue. Gue kalah, menyisahkan
uang sepuluh ribu rupiah didalam dompet. Perut gue keroncongan, fikiran gue
mulai kacau. Gue pulang lelah, bukan hanya badan, tapi otak gue juga. Bakal
puasa satu minggu kedepan kayanya. Gue menyesal atas keputusan ikut bermain.
Tanggal tua semakin menambah umurnya.
Gue jadi bimbang, mau makan apa satu minggu ini dengan uang 10.000 ribu. Mau
pinjem sama temen, sama-sama lagi tanggal tua, nunguin kiriman, 1 minggu lagi
baru masuk.
Besoknya gue kuliah dengan
semangat tanggal tua, tak bergairah. Gue Cuma bisa ngeliatin orang makan pas
istirahat, merasakan betapa enaknya suapan demi suapan, apalagi es melon yang
menggiurkan. Gue mencoba untuk terus menahan uang 10.000 ini, berharap bisa bertahan
walau untuk beberapa hari. Samapi gue bersiasat mengatur jadwal . Untuk 3 hari
kedepan gue menebalkan muka, agar bisa minta sana minta sini, kalo temen lagi
makan dan di kosan cukup minum air putih aja, lalu banyakin tidur. Hari keempat baru beli makanan, yang bisa irit
sampe besok atau malah 2 hari kedepan. Jadi, 2 hari selanjutnya ya tinggal
minum air putih aja dan menunggu uang kiriman datang.
Dua hari berlalu dengan berat, kemarin
gue cuma minum air putih dan harus tetap bertahan seperti jadwal di hari ketiga
ini. Pagi itu tetap sama, muka gue menebal, kira kira setebal muka tapir.
“Jar, ke kantin yuk?” junet
menawarkan.
“Ah, lo ngeledek gue, mentang
mentang gue lagi kere.” muka gue memerah padam.
“Ecie yang ngambekan, santai bro.
Gue yang traktir.”
“Traktir air putih doang, mending
nggak.” Gue masih kesel
“Mau apa nggak nih ? ntar gue
ajakin yang lain.” Senyum junet menggoda.
Perut gue terisi setelah dua hari
nggak makan, Junet lagi dapat rejeki lebih, katanya baru dapat undian
berhadiah, dari kopi tuak, yang bikin gembung.Dibalik kesengsaraan yang gue
hadapi, ternyata masih ada pertolongan. Hari itu gue makan, Nasi goreng mie
telor ayam penyet sambalado, terasa pedas terasa panas. Sepulang dari
kampus, ada temen yang menawarkan untuk menyebarkan
brosur dan diberi uang jalan. Gue nggak
pernah tahu apa itu rancana tuhan, bagaimana tuhan menyusun skenario hidup ini,
sehingga pertolongan kembali datang. Perasaan
lega menghampiri, lega setengah mampus. Gue bersyukur kepada tuhan dan
berterima kasih sama temen gue yang satu ini
Perlahan gue mulai mengerti, Mungkin ini
sebuah karma dari tuhan , ketika gue punya uang lebih dengan berani gue bermain
judi dan terus diberi kemenangan demi kemenangan , sehingga gue ketagihan untuk
terus bermain. Disisi lain gue tahu ini salah, tapi demi menjaga agar uang gue
nggak cepet habis, gue mensiasati dengan main judi. Sampai tuhan berkehendak lain, ketika gue
lagi nggak mempunyai uang, alias kere, dengan terpaksa gue tahurankan dimeja
judi, karna tergiur sebuah kemenangan. Berharap kemenangan akan datang, agar
bisa menambah uang kehidupan, saat itu juga tuhan memberikan gue kekalahan,
uang yang harusnya cukup untuk satu minggu kedepan, kini hanya tersisa 10.000
ribu, gue diuji dengan sangat keras. Kekalahan yang membuat gue sadar,
seharusnya gue bersyukur dengan apa yang gue miliki, jangan berusaha dari
sesuatu yang tidak tuhan sukai, inilah akibatnya. Gue jadi kere, jomblo
kere(n).
Namun dibalik semua kesengsaraan
yang gue hadapi, ternyata masih ada jalan kasih sayang. Allah masih nunjukin
kasih sayangnya. Inilah pertolongan tuhan dan temen gue sebagai perantaranya. Semenjak
kejadian itu, fikiran gue mulai terbuka. Berangsur-angsur gue ninggalin yang
namanya judi, karena itu emang nggak bermanfaat sama sekali, dari segi apapun.
Gue belajar mensyukuri rejeki yang di beri tuhan sekecil apapun itu. Gue
belajar untuk nggak menjadi lelaki cemen, mau punya uang tapi nggak mau kerja
keras dan usaha lebih. Gue nggak bakal mengulangi hal itu.
Image from :
- Sekarat Admirer
- Matahari Mall
- Google.com
Tanggal tua emang menyiksa gan, makannya di tanggal muda jangan foya-foya.
ReplyDeleteseru ceritanya gan
ReplyDeleteTanggal tua menyiksa banget gan
ReplyDeleteHahaha...iya Gan tanggal tua mending diem di kamar..ntar kalau keluar malu sama temen yg lagi berduit
ReplyDeleteDiem diem ntar boker dicelana. Kan bahaya
DeleteAku pernah nih ngalamin bener-bener gak pegang duit. Udah tanggal tua, gak ada tabungan. Ya ampun.. itu memang cobaan berat!
ReplyDeleteSyukur aku sekarang bisa lah nabung-nabung sedikit. Meski borosnya juga masih iya. Masih nikmatin penghasilan kantor di saat teman-teman mulai kumpulin duit buat beli rumah utk menikah. :3
Di coba aja mbak gimana rasanya nggak megang duit sepeserpun, dijamin seru,biar ngerasain, geer yg berantakan. hahaha
DeleteDuile, seneng main judi ya? Dan akibatnya minum air putih doang yak. Wkwkwkw.
ReplyDeleteKalo soal makan, aku gak pernah sih. soalnya bukan anak perantauan.
Kalo aku mending boros di tanggal tua daripada tanggal muda. Wakaka.
haha boros di tanggal tua, entar pas mudanya ngirit ngirit. kesalahan yg nggak bakal diulang
DeleteItulah manfaatnya kita belajar memanage uang dengan baik
ReplyDeleteKalau kita bisa memanage uang dengan baik, kita tetep bisa hura2 di tanggal tua 8-)
haha, bener bang, namanya jga anak muda kalo punya uang, jadi susah berfikir
Deleteyeee malah main judi xD
ReplyDeletekalo pas tanggal muda sebaiknya ya sisihin dikit, uang jaga2 buat tanggal tua, jadi gak krisis2 amat apalagi sampe mium air doang :|
Gue kira lo bakalan jadi Dewa Judi selanjutnya. :D Rupanya bukan.. Makanya, kurangin deh, judinya kalo gak mau tanggal tua makan kartu remi.
ReplyDeleteNah, sebenarnya lo bisa pake cara yg gue ceritain di blog. Atau mulai memanage keuangan di tanggal muda kedepannya. Soalnya ya gitu, kadang tanggal muda emang banyak banget cobaan. Apalagi anak perantauan kek gue. :D
Makasih mataharimall sudah jadi pahlawan buat kita...
Gue udah tobat bang, nggak lagi main remi, reminya gue masak jadi superemi. haha banyak banget yang mau dibeli kalo tanggal muda.
DeleteSisihkan lah uang saat di tanggal muda, walaupun itu susah.
ReplyDeleteGue aja asli sisa banget bro nyiasatin tanggal tua. Haha
Pasti ada hikmahnya kan, kayak sekarang ini. Semangat bro!
Gue mendapat pembelajaran berharga dari tanggal tua.
DeleteOmaygosss, judi? *geleng-geleng kepala*
ReplyDeleteHmm, iya mungkin ini teguran juga buat kamu karena udah menyia-nyiakan uang dengan judi. Mau itu menang ataupun kalah, ya judi kan memang nggak dibolehin. Tapi untung kamu masih dikasih hidayah dan cepet sadar ya.
Btw, itu rasanya 2 hari nggak makan gimana? Gak kebayang perutnya pasti perih banget :(
iya mbak, maafkanlah aku ini. Perih, sakit cekit cekit cekit cekit.
DeleteAku adu-in kau ya ke bang haji Roma... Fajar judiiiiiiii (ka)!!!
ReplyDeletehahaha....
Pas baca udah gatel aja mau nasehatin... ni tulisan tentang judi dan kampanyenya gitu... eh untung akhirnya datanglah pertaubatan.. wkwkwk.
Tanggal tua ya memang bisa jadi sangat malapetaka ya. Harus atur uang dari awal bulan.
Hidup adalah sebuah tragedi jika tidak kita siasati dengan bijak.. ehmmm...
Gur udah tobat beneran, kemaren cuma siasat menambah uang. sekarang nggak bakal main lagi. mending main aman, yap harus atur uang dari tanggal muda. Semuanya menjadi pembelajaran.
Deletetanggal tua emang penuh derita bro. jadi, ada baiknya kalau kita temenan sama temen2 yang ulang tahunnya di akhir bulan, biar gokil. jadi kalau tanggal tua, dapet traktiran..
ReplyDeleteHahah mesti cari temen yang ultahnya di tanggal tanggal tua. kalo kenalan jadi gini.
Delete"Hai bolek kenalan, ultah kamu tanggal berapa?"
"boleh, tanggal 4"
"Makasih,nggak jadi kenalan"
"WTF"
eh buset suruh siapa main judi segalaaa...hahahaha...jadinya begitu kan rasanya cuman punya uang 10 ribu padahal hari masih panjang sampe ke gajian lagi...sabar yaaaak..
ReplyDeletewah inimah yg lagi ane alamin ini , uang kritia bnr tgl tua ampe hrus mikir" mau jajan juga
ReplyDeletekalau saya sih gak pernah ada tanggal mudanya gan :'( utang ada terus
ReplyDeleteWkwkwkwkw Ceritnaya uudh Panjang Kocakk :D
ReplyDeletewkwkwkwkwk,, sekarang ada kartu kredit masbro, jadi gak ada lagi tanggal tua, tapi gantinya banyah hutang wkwkwkwk,,
ReplyDeletewkwkwk pengalaman dan cerita yang menarik kak.. ooo iya kak kalau ingin tahu tentang cara membuat toko online yukk disini saja. terimakasih
ReplyDelete