Tuesday, July 10, 2018

Fenomena Netizen WKWK Land


“Muka jelek aja sok sokan narsis”
“Muka lo kaya tai anjayyyy....”
“duhh mukanya mulus amat pake soptek apaan kok mulus banget, udh ganteng sempurna beda dikit ama aspal jalan raya”

            Di awal-awal 2018 kayanya banyak bermunculan netizen yang maha mengelitik bagi aku, bahkan lebih menghibur dari pada konten yang dilihat. Yap! Kolom komentar lebih menghibur dibanding konten itu sendiri. (menurut aku)

            Yang nggak aku ngerti adalah, kenapa orang-orang dengan mudahnya mengeluarkan kalimat-kalimat yang seharusnya ada batasan, ada penyaringan. Yang malah nggak make sense, dia orang belum tahu pokok permasalahannya, tapi sudah berani menghujat.

            “kenapa jo?”
            “ini si anj**g suara knalpot bocor aja, belagu jadi penyanyi”
            “siapa” tanyaku
            “masak nggak tau, yang lagi viral” paijo menyodorkan hp nya kepadaku.
            “selama dia mau belajar, kenapa nggak?”
            “pokoknya ni orang tetap tai” sambil nunjuk-nunjuk vidio yang dia liatin ke aku.

            Sehabis percakapan itu paijo merapikan handuknya, lalu membuka pintu.

“woii tutup lagi pintunya, aku masih sabunan!” kataku berteriak.

Seperti paijo yang benci banget sama salah satu penyanyi, bahkan jika ditongkrongan aja diputar lagunya, doi langsung kejang-kejang emosi. Poin lucunya bagi aku adalah, Paijo bahkan tak mengenal secara langsung penyanyi tersebut, nggak pernah ngobrol, ngopi bareng atau hal-hal lain.

            Kita hanya melihat dari satu sisi, karna kita nggak bisa bersentuhan langsung dengan orang-orang yang barangkali masuk ke dalam daftar dibenci. Tidak suka terhadap seseorang itu gak apa apa, okelah.

            Yang jadi permasalahannya, kenapa tu tangan gatel banget mem-viralkan sesuatu hal yang dibenci. Mengeluarkan segala macam umpatan, bahkan sampai mem-follow akun orang yang dibenci tersebut, dengan tujuan jika si doi upload foto baru, akan langsung dihujani umpatan pada kolom komentar.

            Namun akibatnya followers si doi membludak, terkenal, punya banyak uang dan orang orang yang menghujat tetap pada garis kemiskinan.

            Sekelas bang Lex (Young Lex) yang sering banget jadi bahan kontroversi, aku masih tetap respect dengan apa yang dia buat. Meski nggak munafik kolom komentar di yutubnya selalu auto ngakak online. Karena aku sadar, nggak semestinya aku menghina, menghujat, seseorang yang menghasilkan karya, terlepas dari bagus tidaknya karya tersebut.

            Karna kenapa? Ketika dia bisa mengeluarkan sebuah karya, dia sudah satu langkah di depan kita, sementar kita masih aja, bahkan selalu saja jadi penonton, tanpa melakukan hal-hal yang dapat mendekatkan kita pada impian.

            Come on gusy, dont be stupid citizen. Jangan terlalu ringan tangan untuk hal-hal yang seperti itu. Jika tak suka tinggalkan.

            Analoginya gini,  ada sebuah cafe, ni cafe menurut sebagian orang belagu amat, bikin kopi warnanya putih. Booming sebagian orang nggak suka, lalu dateng rame-rame, ribut disana, karena suara keras, orang orang yang dari jauh pada dateng.

            Penuh ni, parkiran sumpek, ada satu orang yang tiba-tiba lari, hilang nggak tau kemana, terus balik lagi, pake rompi warna orange, tukang parkirpreneur.

            Terus gitu yang jauh datang lagi pengen tau apaan sih kopi putih, membludak, pemilik cafe terkenal, kaya raya. Yang nggak suka tetap aja nggak kaya-kaya, hanya jadi penikmat. Kalo nggak suka kenapa nggak di cuekin aja, diemin aja, nanti mati sendiri.

            Seperti friendster, kalian nggak perlu capek capek membenci, cukup tinggalkan, akan sepi sendiri. Ini kalo dulu friendster sempat punya orang orang yang ngehujat, viral. Bisa aja bertahan sampe sekarang tu sosmed.

            Anyingnya lagi, setiap aku liat akun-akun yang menghujat pake kata-kata kotor, 90% fake akun. Ini bahkan udah kelewat batas bully bawa bawa orang tua.

            Membodoh-bodohi seseorang yang berprilaku slengekan, lalu me-repost foto/vidio ke media sosial. Ketika dia terkenal sebagian menyebut, damn man stop making stupid people feamous. Sebagian lagi ketawa, lalu ngatain.

            Kalian sudah terhibur karena lucu, terus nge-bully?

Nah belakang ini ada juga anak kecil yang viral karna metengrit, aku nggak masalah sama aplikasinya, sama orangnya, yang malah tersorot di mataku adalah netizennya.

Jadi kemarin salah satu akun lucu-lucuan gitu nge-post tentang anak metengrit itu, di kolom komentar, ada anak, kemungkinan SD, kalo nggak SMP, kita sebut saja Paijo. Jadi Paijo berusaha buat bilang ke netizen lain untuk nggak terlalu menghujat, menghina dan segala macem kepada anak yang viral tersebut.

            Nah yang lucu adalah, komentar Paijo itu jadi top komen, Paijo malah yang dibully habis-habisan sama orang-orang yang nggak suka anak viral tersebut. Kebanyakan dari yang membully Paijo itu adalah orang dewasa.

            Ah masa? Disaat seharusnya anak-anak diberikan pengarahan terhadap suatu hal, dengan kalimat-kalimat yang baik dan mudah dimengerti, malah disuguhi umpatan dan ujaran kebencian.

            Jadi, siapa yang bodoh? Paijo yang mencoba memperbaiki keadaan.
            Atau orang-orang dewasa yang berdalih menyadarkan Paijo dengan kalimat-kalimat yang tidak pantas diterima umurnya.

            Jangan pernah menganggap diri kita lebih baik dari orang lain, semua orang punya caranya masing-masing, mau itu nggak sengaja terkenal, sengaja bikin vidio bodoh untuk terkenal, jangan pernah menganggap kita lebih baik dari orang lain.

            Lalu jika ditanya, siapa yang salah? Si bodoh dalam vidio kah? Atau netizen yang mem-virakannya?

            Kalo disadari masing masing dari kita pernah upload vidio, seengaknya foto bodoh diri sendiri atau bareng teman karena alasan bosan, nggak tau mau ngapain.

            Pas diupload ternyata nggak viral, bahkan nggak ada tangapan sedikit pun. Sudah lah jika ada hal hal begitu nikmati saja.

jangan merasa hina setelah memperkosa diri sendiri.

            Tulisan ini tidak bertujuan agar masing-masing dari kalian sadar atas kekuatan jari-jari kalian yang maha membuat sakit hati.

            Tulisan ini bertujuan agar, ketika aku membully, berarti aku satu langkah di belakang, nah ketika aku menulis aku maju satu langkah, berarti aku sebelahan sama orang yang ku bully.

            Ini sama sekali nggak bercanda. Ini hanya tulisan tanpa faedah. HAHAHA

            Yaudah lah, aku nggak tau mau nulis apa lagi, bingung, kalo mau ngobrol langsung atau ngajakin kopi, sok mangga atuh. (khusus cewek)

8 comments:

  1. Tulisannya bermanfaat, tuh. Ngalir dan menohok secara langsung. Itu fenomena yang lagi kulihat sekarang. Yah, warganet seakan dihinggapi hasrat untuk menuntaskan kedengkian dengan ujaran kebencian alias mudah menghujat pihak lain.
    Perisakan berani dilakukan pihak lain yang bersembunyi dalam anonimitas karena merasa punya kekuasaan untuk itu kala di dunia nyata tak lebih dari sosok pecundang tak bisa ngapa-ngapain.
    Hem, demikianlah. :D

    ReplyDelete
  2. Hallo, Mas Fajar. Ini tah yang udah tahun fakum akhirnya kembali..hehe. Pantes saja semenjak bergabung dengan BE sepertinya baru kali ini main. Ya, alhamdulilah. Salam kenal, Mas :)

    Bener sih, Mas. Aku ya kadang suka pengen ketawa kalau baca komen-komen di youtubenya bang Lex, entah kenapa ya selalu ada yang komen seperti itu. Hingga pada akhirnya viewnya bejibun, begitupun dengan komentarnya.

    Iya tuh terkadang aku suka baca komen-komen yang gak enak, bull gitu lah. Suka kepo tak cek akunnya ternyata gak ada fotonya apalagi postingannya, ya itu fake akun.

    Wkwk..napa cewek aja, Mas yang dibolehin ngajak ngopi. Yah jadi traktir deh :D

    ReplyDelete
  3. metengrit itu artinya apa ya? ga paham uy

    tapi emang kebiasaan orang-orang kita memang seperti itu. padahal sejatinya salah orang-orang yang bermentalkan seperti ini. tapi karena dianggap sudah wajar, orang-orang yang melakukan hal seperti ini merasa sah-sah saja untuk melakukannya. yang paling gue mengerti dengan orang-orang seperti ini adalah mereka yang enggak kenal sama sekali, tapi omongannya kasar banget. gue enggak paham sih. padahal ngerugiin hidupnya juga enggak. semoga kita dijauhkan dari punya mental seperti itu. selain enggak baik, ya buang-buang waktu aja.

    ReplyDelete
  4. Karena prinsip harus berkarya dulu baru berkomentar seakan dijadikan kunci untuk melawan. Netijen menjadi lebih ganas dalam menghujat. Alangkah baiknya, kata2 itu dituang dimedia yang lebih baik. Buat blog misalnya, ngga viral kan bisa latihan nulis.

    ReplyDelete
  5. Fenomena yang terjadi sekarang. Gue juga mulai menghindari akun2 gosip dan penyebar hooax dan lain. Auto blokir deh klo di facebook, klo di ig jarang2 liat explore aja. Biar menjaga mood aja sih tujuannya.

    Klo emang gak suka ya mending diem aja, daripada ngebacot ataupun liat bacotan di sosial media malah bikin mood jadi suram.

    Keren tulisannya bro!

    ReplyDelete
  6. Nah itu bener banget, seburuk apapun karya seseorang di mata kita, kita masih satu langkah di belakangnya. Kita cuma jadi penonton. Kalau kita sudah sejajar dengan dia, ya kita pasti bakal fokus sama karya kita. Dia kan sebelahan, ya kita gak liat karya dia lagi dong, kecuali nengok ke samping *eh

    ReplyDelete
  7. BROKER TERPERCAYA
    TRADING ONLINE INDONESIA
    PILIHAN TRADER #1
    - Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
    - Sistem Edukasi Professional
    - Trading di peralatan apa pun
    - Ada banyak alat analisis
    - Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
    - Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
    Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
    Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
    Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
    Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......

    Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!

    ReplyDelete

Berikanlah komentar atau kritik dengan baik dan sopan.
Terimakasih