"Duuuaarrrr" , bunyi yang terdengar malam itu, saat gue mencoba untuk tidur, bukan, ini bukan suara ISIS yang menyerah rumah gue. Dengan terus mencoba untuk tidur, suara itu terdengar lagi.
Tapi suara ini sedikit berbeda, seperti suara kaca yang pecah terbanting, ditambah lagi suara suara orang marah, dan akhirnya gue terbangun akibat suara itu.
Karena hal ini membuat gue sangat penasaran, dengan pelan gue melangkahkan kaki dalam gelapnya kamar, dan berusaha menyingkirkan belek berdiameter 4cm dari mata, sembari melangkah terus menuju ruang tamu. Dengan cepat gue ngeliat ke luar rumah, dari jendela. Ternyata itu temen gue, sebut saja Tono, yang lagi berantem sama Bapak nya.
".........Aku pergi dari rumah "
suara yang ku dengar dibalik kaca jendela, akhir akhir ini hubungan antara Tono dan Bapaknya ngak baik.
Yang gue denger si-Tono ternyata salah pergaulan dia jadi follower nya drugs.
Tapi bukan sebatas itu aja, menurut isu yang berkembang di komplek , bapak nya tono juga begitu.
Udah ini aib orang, yang mau gue bahas itu tentang, Buah yang jatuh terus kesakitan, eh salah.
Seorang anak secara sadar atau tidak akan mengikuti jejak perjalanan orang tuanya, mau bagaimana pun caranya orangtua menutupi keburukan, pada akhirnya tuhan akan menurunkan kelakuan itu pada anaknya sebagai reinkarnasi, agar orangtua merasakan bagaimana menghilangkan kelakuan jelek dirinya, yang tertanam di anaknya.
Gak mudah buat jadi orang tua yang mendidik anaknya agar menjadi baik dan baik. Gue jadi berfikir, gimana nanti kalo gue punya anak?
Akankah kelakuan buruk yang udah berlalu turun ke anak ku?
Tapi gak semua orang tua yang berkelakuan buruk, akan punya anak yang memiliki kelakuan buruk juga.
Intinya semua harus dilakukan dari diri sendiri terlebih dahulu, mengoreksi kesalahan dan keburukan di masa lampau , memperbaikinya agar lebih tersusun rapi dan baik. Agar suatu hati nanti, saat kita menjadi orang tua, kita ngak hanya bisa memarahi akibat kelakuan buruknya, tapi sadar diri sudahkah kita memperbaiki diri menjadi lebih baik?
Sebelum menyalahkan marilah mengoreksi diri sendiri, sudahkah kita menjadi lebih baik dari sebelumnya?
DRUG itu apa ah gue kudet banget..
ReplyDeleteGue juga pernah dulu berantem sama Bapak, tapi habis itu gue nangis terus minta maaf.. :)) Durhaka gue.
Haha, jadi kangen bapak :'))
Deletetulisannya berat euy hehe, setuju ama closing statmentnya
ReplyDeleteJangan di angkat tulisan nya, emang berat :D
DeleteIni tulisannya murni pesan moral ya :)
ReplyDeleteIni campuran, kw 2 mas, yang murni ngak ada haha
Delete